Kenapa sih, semua teman-teman di sekolah menjauh dari gue? Selama ini, cuma Gita yang mau bareng dan ngobrol banyak sama gue. Sisanya malah menghindar atau basa-basi doang kalau ketemu. Apa sih salah gue? Perasaan, selama ini gue selalu baik sama semua orang, deh. Lama-lama guejadi males ke sekolah, apalagi ketemu orang-orang....
3. Blind Area
Area ini menggambarkan hal-hal
yang kita nggak ketahui, tapi orang lain tahu. Seperti kasusnya Mona diatas.
Buat teman-teman Mona, sifat Mona yang selalu pengin tahu urusan orang lain tuh
nyebelin banget! Sementara, Mona sendiri nggak sadar akan hal ini, karena
menurut dia, banyak bertanya artinya menunjukkan perhatian.
Pengaruhnya : Akibat
Mona yang keukeuh banget menganggap kalau dirinya cuma memberi perhatian dan
bukan mau ikut campur masalah orang lain, membuat dia jadi dijauhi seisi
sekolah. Padahal, sudah banyak kritik dan masukan yang dilontarkan buat Mona.
Salah satunya, dengan menjauhi Mona. Sayangnya, Mona tetap nggak sadar, tuh.
Justru dia menyalahkan teman-temannya karena nggak bisa ngertiin dia.
Saatnya Membuka Diri
Menurut Lilly H. Setiono dari situs psikologi
online, www.e-psikologi.com, ada satu pertanyaan khusus yang sering dilontarkan oleh remaja
seusia kita, yaitu “Siapakah saya?” Kalau kita semakin mengenal diri sendiri
dan juga orang lain, open area dalam
diri kita tambah luas, dan artinya hubungan kita dengan orang lain bakal makin
harmonis. Nah, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa digunakan untuk
mengumpulkan informasi tentang diri kita:
1.
Berinteraksi
Salah satu cara yang paling sederhana untuk
membuka diri adalah dengan banyak bergaul, berteman baik, memperluas hubungan,
dan berkomunikasi. Dengan cara ini, kita bisa dapat banyak masukan dari banyak
orang. Otomatis, penilaian tentang diri kita semakin bertambah, deh!
2.
Open
up yourself
Kita juga harus mau membuka diri terhadap
orang lain. Kalau punya uneg-uneg, ungkapkan saja! Mau ngomong langsung atau
lewat tulisan, terserah. Yang penting, jangan sampai memendam kekesalan. Yang
ada, teman kita nggak pernah sadar dan kita terus memupuk kebencian tanpa tau
gimana untuk menghapusnya.
3.
Do the
Acceptance
Sediakan tempat di hati dan pikiran untuk
menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain tentang diri kita. Tebalkan
kuping dan tahan amarah kita kalau ada orang lain yang memberikan kritik, saran
dan pendapat yang nggak enak sekalipun. Kalau mereka memang teman sejati,
seharusnya kritik yang mereka lontarkan juga diikuti dengan solusi.
4.
Berani
tampil!
Cara lain yang perlu dilakukan supaya orang lain mengenal diri kita
adalah lewat kegiatan positif, “Dengan tempat dan cara membuka diri yang tepat,
orang lain akan punya persepsi yang positif terhadap diri kita. Misalnya,
dengan ikutan kompetisi atau organisasi di sekolah. Orang lain akan mengenal
kita karena kemampuan dan prestasi kita,”saran psikolog Roslina Verauli dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta.
Ingat
Rambu-rambunya!
Walaupun
begitu, kita nggak boleh sembarangan membuka diri. Ada juga hal-hal yang perlu
diperhatikan, nih. Menurut psikolog Roslina
Verauli, nggak semua hal bisa kita buka ke orang lain. Ada hal-hal yang boleh
dijadikan rahasia buat diri kita sendiri. Soalnya, kalau terlalu membuka diri = BAHAYA! Suatu hal boleh dijadikan rahasia,
kalau :
ü Sesuatu yang jika kita kasih
tahu ke orang lain, akan membuat diri sendiri nggak nyaman. Misalnya, cerita
tentang pertengkaran orang tua di rumah yang sebenarnya sangat personal untuk
diceritakan ke orang lain.
ü Sesuatu yang kalau kita
ceritakan, akan mengubah persepsi orang lain terhadap kita. Misalnya tentang
gaya dan cara pacaran kita. Soalnya, setiap orang punya batasan dan definisi
masing-masing tentang masalah ini.
Ketika
kita akhirnya memutuskan untuk membuka
diri, perlu juga diperhatikan rambu-rambu di bawah ini :
Ø Tentukan lingkar pertemanan
kita. Layaknya kulit bawang, teman-teman kita pun terbagi ke dalam beberapa
lapisan. Lingkaran terdalam berisi
sekitar 3-4 orang yang kita anggap sebagai sahabat setia. Kepada
merekalah, kita bisa bercerita hal-hal yang bersifat pribadi seperti masalah
keluarga, sifat pacar dan lainnya.
You
get what you give.
Artinya, kita bisa membagi hal-hal yang kita punya, sebatas orang lain
bercerita tentang dirinya juga. Jadi,
kalau sobat cerita tentang penyakitnya, kita juga bisa cerita tentang penyakit
yang kita derita.
0 komentar:
Pasang emoticon dibawah ini dengan mencantumkan kode di samping kanan gambar.
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q:Posting Komentar
Pembaca yang baik adalah pembaca yang berkenan meninggalkan komentarnya :)