About Me

Foto saya
Banjarnegara, Jawa tengah, Indonesia
Saya seorang pelajar TKJ kelas XI | VHS Garlic 2 - Banjarnegara.

Pesta Setiap saat

Mama : (Tiba-tiba muncul di pintu) “Jes, ayo siap-siap, nanti terlambat!”
Jessie : “Emangnya kita mau kemana sih, Ma?”
Mama : “Hari ini ada undangan dinner di rumah Om Doni.”
Jessie : “Kemarin kan aku sudah ikut acara house warming Tante Nina?”
Mama : “Lho, ini beda, soalnya sekalian perayaan kelulusan Kak Amel.”
Jessie : “Aduh Ma, tiap hari adaaaa aja acara! Ini kan weekend!”

Pasti kita nggak asing lagi deh denger kisah di atas. Saat lagi enak-enaknya santai di Minggu pagi, tiba-tiba mama menyuruh kita ikut arisan keluarga. Rencana hang out bareng temen yang sudah dirancang jauh hari sebelumnya pun hancur berantakan. Hmm, begini nih risiko punya keluarga yang hobi banget sama perayaan.segala sesuatu nggak afdol rasanya kalo nggak dibikin pesta.

Party Mode : Always ON
Apa yang beda dari keluarga kita dengan yang lainnya? Hmm, kalau biasanya perayaan normal di keluarga lain hanya sebatas ulang tahun, hari raya atau pernikahan saja, lain halnya dengan kebiasaan keluarga kita. Ada banyak event yang terselenggara selain arisan, mulai dari house warming, ulang tahun, kelulusan, tunangan, sampai acara orang meninggal! Bahkan nggak jarang acara keluarga itu dibikin hanya karena kangen ingin kumpul-kumpul saudara saja. Nah, ketika kita menjadi bagian dari berbagai perayaan ini, lama-lama mungkin muncul perasaan malas. Bisa juga kita kesal karena merasa terlalu muda untuk dilibatkan dalam berbagai urusan ini. Gimana, dong?
Plus & Minus
Sssttt...nggak selamanya hobi party keluarga kita adalah sesuatu yang negatif, lho. Soalnya, kita pun bisa kecipratan untung dari kebiasaan ini, misalnya:
·      Kata keluarga betul-betul terasa maknanya, karena kedekatan kita selalu terjaga. Kalau keluarga lain hanya bertemu saat Lebaran atau tahun baru, kita malah beda. Bisa kapan saja!
·      Saat kita ulang tahun, naik kelas, atau lulus, siap-siap saja banjir hadiah dari keluarga besar.
·      Waktu liburan, semua teman kita ke luar kota. Kita tetap aman dan ramai walaupun di rumah saja. Karena sudah pasti keluarga besar ada acara kumpul bersama. Entah itu sekedar acara makan malam atau mungkin malah acara dengan skala besar.
·      Kesempatan bisa kenal keluarga besar lebih terbuka. Termasuk buat kenalan sama sepupu jauh yang ganteng dan bisa dijadikan gebetan.
·      Makin sering kumpul, biasanya semakin memperlancar keuangan kita. Para tante dan om, plus oma dan opa, pasti dengan senang hati kasih kita tambahan uang jajan.
·      Suasana dijamin akan jadi menyenangkan! Di kala hati bete diputusin pacar, atau berantem sama sahabat, ikutan acara keluarga bisa dijadikan pilihan buat refreshing.
·      Empati terhadap anggota keluarga jadi lebih besar. Kalau ada tante yang melahirkan, kita turut merasa senang. Lain waktu saat ada saudara meninggal, kita juga ikut down.
Tapi , segala sesuatu yang dilakukan secara berlebihan, termasuk kebiasaan kumpul-kumpul, tentunya juga punya sisi negatif, misalnya :
·      Keluarga kita cenderung boros. Soalnya, terlaluu banyak event yang harus dirayakan.
·      Lama kelamaan kita akan bosan dengan kebiasaan acara keluarga ini. Karena terlalu sering, kita jadi menganggap ritual ini monoton dan nggak lagi menyenangkan.
·      Karena terlalu sering bertemu, tiap anggota keluarga jadi merasa dekat satu dengan yang lain. Akibatnya, semua seperti ingin ikut campur saat ada masalah.
·      Waktu banyak yang terbuang untuk berbagai acara. Padahal, waktu tersebut bisa kita manfaatkan untuk melakukan banyak hal.
·      Waktu kita minta uang buat beli buku, atau traktir teman saat ulang tahun, bisa jadi jawabannya : “Duh, uang mama habis buat arisan di rumah kemarin.” Atau, “Daripada dirayain sama temen, kita potong kue di rumah Nenek saja, yuk?”
Bagaimana Menyikapinya
Segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini memang harus berimbang. Terlalu menutup diri dari acara keluarga membuat kita jadi orang yang nggak dekat dengan saudara. Tapi, terlalu sering juga bisa menjadi hal yang membosankan. Nah, agar tetap bisa fun di tengah kebiasaan keluarga kita ini, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan:
·      Sabar! Toh sampai kapan pun kita akan menjadi bagian dari keluarga ini. Kalau memang kita nggak ada acara, daripada bengong lebih baik berangkat, kan?
·      Beritahu orangtua sejak jauh hari sebelumnya apabila kita mau absen dari acara keluarga minggu ini. Beri alasan yang jelas, supaya mereka bisa mengerti.
·      Kalau bisa, bawa saja pacar kita ke event keluarga. Kalau pacar sudah kenal dengan keluarga besar, hal ini bisa mempererat hubungan kita. Kalau belum kenal, nah, ini dia kesempatan bagus untuk mengenalkannya ke semua saudara kita.
·      Majalah, iPod, atau game PSP bisa dijadikan obat bete, terutama saat sesi ngobrol keluarga mulai berubah serius. Daripada muka kita jadi nggak enak, mending bawa hiburan.
·      Keluarga kita hobi berkumpul kelas kakap? Coba buat deal sama orangtua. Jika sekali waktu acara berlangsung seminggu dua kali (Sabtu-Minggu), minta izin untuk ikut sekali saja, misalnya hari minggu. Kita juga boleh punya waktu pribadi, dong?
Intinya, belajarlah menyatu dengan berbagai perayaan yang silih berganti diadakan koluarga kita. Coba pikir, berapa banyak keluarga di luar sana yang nggak punya kesempatan kumpul keluarga seperti kita? Kita beruntung lho, punya keluarga yang harmonis dan selalu punya waktu untuk bertamu dengan anggota besarnya. Ingat deh pepatah : People come and go, but family stays to the end. Jalan sama temen suatu hari nanti bisa jadi membosankan, tapi sama keluarga... nggak ada matinya!

¡Compártelo!

0 komentar:

Pasang emoticon dibawah ini dengan mencantumkan kode di samping kanan gambar.

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q:

Posting Komentar

Pembaca yang baik adalah pembaca yang berkenan meninggalkan komentarnya :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Search

 

Blog Dewi Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger