About Me

Foto saya
Banjarnegara, Jawa tengah, Indonesia
Saya seorang pelajar TKJ kelas XI | VHS Garlic 2 - Banjarnegara.

NGOBROL sama Zombie, Mau? :>


Sudah satu jam lewat Ella cerita ke Mia tentang Tiwi, teman baru di kelasnya. Di “tengah jalan” tiba-tiba Mia nyela, “Kak Tiwi yang kata kamu mirip Bambang Pamungkas tu siapa namanya yak?”
Aduh Mia, kakak Tiwi kembaran BP tu Mas Adit, Adit, Adit! Kan dah berkali-kali takjelasin, masa lupa mulu?”
“O iya, Adit, sori!”
“Mia... aku dari tadi ngobrol sama kamu kok nggak nyambung sih? Hayo, dari tadi pasti kamu nggak dengerin aku. Pasti pikiranmu kemana-mana, iya kan? Iiih,jahat banget sih kamu!”
“Enggak kok El, aku denger semua ceritamu dari awal sampai akhir. Suer, berani dikutuk jadi langsing kalo aku bohong.”
“Kalo kamu denger semua ceritaku, sekarang aku tanya, kemarin Tiwi ke rumahku mau pinjem apaan coba?”
“Buku fisika kan?”
“Bukaaan! Dia kesini mau pinjem komik Kambing Jantan! Iih tu kan bener, kamu tu dari tadi ngelamun aja pas aku cerita. Nyebelin banget sih kamu!”
Hayoo, ngaku, pada pernah ngalami kasus kayak Ella dan Mia pas lagi ngobrol bareng temen kan? Walau lawan bicara kita jarang nyadar kita nggak fokus dengerin, kadang pikiran kita emang sering tamasya pada saat nggak tepat.
Misalnya pas ada orang curhat ketika kita mendengar guru ngajar (ya iya lah, masa guru nguli?) Kondisi kayak gitu mirip zombie alias mayat hidup kan?
Ada dua faktor yang bikin komunikasi nggak berjalan dengan baik, yaitu faktor intern dan ekstern. Penyebab intern timbul ketika seseorang nggak siap jadi pendengar. Orang mengalami kondisi kayak gini biasanya karena banyak pikiran, bad mood dan gangguan kesehatan.
Yudha pernah ngalami kejadian kayak gitu di minimarket tempat dia kerja. Awalnya dia iseng ngelamar kerjaan di situ, hanya buat ngisi waktu kalo-kalo nggak jadi dapet beasiswa di perguruan tinggi favorit. Nggaknyangka, dia ketrima beneran sebagai kasir minimarket walau sepenuh hati dia nggak begitu siap.
Gara-gara beasiswa yang dia buru enggak jadi di dapet,pada minggu-minggu awal mulai kerja, banyak kesalahan yang dia bikin karena nggak konsen. Suatu ketika ada ibu-ibu beli susu formula dengan harga 30 ribu, Yudha malah kasih kembalian selembar uang 100 ribu. Barabeh deh!
Tapi itu dulu. Yudha paham apa masalahnya. Ketika fisik kerja , pikiran nggak ikut kerja. Dia masih aja kepikiran beasiswa yang melayang itu.
Ketika dia mampu menyingkirkan dan membunuh ppikiran yang mengganggu , kerjaan jadi lancar-lancar aja. Dan bisa mengomunikasikan sirkulasi keuangan dengan para konsumen.
Sebagai orang yang butuh ngobrol lawan seorang teman, kita kudu bijak dan paham kapan saat tepat untuk bercengkrama. Kalo teman lagi kurang enak badan atau banyak pikiran, jangan dipaksa buat jadi temen curhat.
Faktor kedua yang bikin komunikasi nggak jalan dengan baik ada pada sebab ekstern, yaitu ketika kita udah siap dengerin, orang yang bicara nggak pandai menyampaikan perihal yang dia bicarakan dengan baik.
Itu sering kejadian di sekolah-sekolah formal. Murid rajin yang siap belajar pun jadi nggak nyambung gara-gara yang ngajar nggak pandai ngajar. Kalaupun si guru emang menguasai dalam mata pelajaran yang dia pegang, belum tentu dia bisa mentransfer ilmu dengan sempurna ke anak didik.
Dan nyaanya emang banyak guru yang nggak pandai berkomunikasi secara verbal, bahkan malah nervous sama murid sendiri. Tapi kok ya mereka nekad cari gaji sebagai guru ya? INILAH INDONESIA.
“Bahasa Planet”
Banyak istilah yang sebenarnya nggak dibutuhkan  oleh layan bicara kita, Santi yang kerja di loket pembayaran listrik online, pernah di komplain nenek-nenek gara-gara komputer yang dia pake nggak bisa nyetak rekening si nenek. Masalahnya ada pada gangguan data online yang nggak bisa masuk komputer karena sinyal putus-putus.
Jelas bukan Santi yang jadi penyebab rekening gagal cetak, tentu karena koneksi internet yang nggak lancar, kemudian bikin data rekening nenek nggak muncul di komputer.
Si nenek mana mudeng problem internet. Yang dia paham, kenapa Santi nggak nyetak rekeningnya. Santi udah sabar kasih penjelasan tapi dia mengutarakan dengan “bahasa” yang salah. Kepada si nenek dia bilang gini :
“Nek, pembayaran rekening listrik ini kan online, jadi semua data nggak bisa keluar kalau koneksi internetnya trouble Modem yang kita pakai emang bagus, tapi dasar providernya aja yang bandwicnya payah.”
Istilah-isilah “bahasa planet” kayak gitu yang nggak dibutuhin orang yang nggak ngerti, nggak usah dikeluarin kalo emang nyusahin kita untuk klarifikasi.
Hari ini Santi nggak lagi dikomplain setelah bisa kasih penjelasan dengan amat simpel.Ketika problem terulang, dia Cuma kasih penjelasan singkat :
“Maaf Pak, rekening bapak sedang nggak bisa dicetak karena datanya nggak bisa masuk ke komputer. Kantor kami pakai sistem internet yang mengandalkan sinyal. Ya mirip HP-lah, kalau sinyalnya jelek, sms nggak terkirim kan? Sama kayak data di komputer ini. Silakan tunggu 10 menit lagi, entar kalo sinyalnya bagus, data bapak akan masuk komputer dan bisa dicetak.”
Kebiasaan buruk yang masih sering dilakukan orang dalam berkomunikasi adalah memotong pembicaraan lawan bicara. Siapa pun nggak merasa nyaman dan dihargai bila dipotong tiba-tiba.
Kita akan disegani bila bisa jadi pendengar yang baik, apalagi dengan memainkan ekspresi wajah dangan penempatan yang benar. Misalnya, memasang mimik kaget, sedih, antusias ketika lawan bicara kita sedang membawa suasana kedalam keadaan tersebut/
Menjadi pendengar yang baik tak sebatas dalam komunikasi verbal. Kita juga dituntut peka mendengar dengan bahasa hati. Contohnya, mendengar keluhan saudara kita yang kena musibah. Anggota DPR kitalah yang semestinya paling wajib memiliki kemampuan mendengar jenis ini.
Sebaliknya, ketika menyampaikan sesuatu kepada orang lain, kita juga harus bisa menyampaikan dengan benar, jujur, apa adanya, dan dengan istilah yang paling mudah dipahami.
Semoga kita bisa menjadi pendengar yang baik bukan hanya karena ingin tahu saja curhatan tentang masalah pribadi teman kita, tapi kita juga peduli dengan mereka. :)

¡Compártelo!

0 komentar:

Pasang emoticon dibawah ini dengan mencantumkan kode di samping kanan gambar.

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n: :o: :p: :q:

Posting Komentar

Pembaca yang baik adalah pembaca yang berkenan meninggalkan komentarnya :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Search

 

Blog Dewi Copyright © 2011 | Tema diseñado por: compartidisimo | Con la tecnología de: Blogger